Marco Simoncelli. REUTERS/Daniel Munoz
TEMPO Interaktif, KUALA LUMPUR:-Terlepasnya helm pembalap motor Grand Prix Marco Simoncelli dalam kecelakaan di Sepang Malaysia kini jadi bahan investigasi International Road Racing Teams Association (IRTA). Pergunjingan soal helm menjadi ramai karena Simoncelli meninggal akibat trauma serius di kepala.
"Saya rasa, jika saya boleh menjawab, soal helm ini akan dijawab pada kesempatan lain. Sudah sangat jelas jika konsekuensi dan segala hal tentang kecelakaan dan segala hal seputar itu akan diinvestigasi menyeluruh," kata Ketua Sirkut Sepang Mokhzani Mahatir di Sirkuit Sepang Malaysia.
Ketua Sirkuit Sepang Mokhzani Mahatir menuturkan kematian Simoncelli adalah tragedi pertama semenjak Sepang dibuka pada 1999. "Kami memiliki Standar Prosedur Operasi, ini adalah salah satu kejadian aneh dimana helm terlepas dan saya yakin Federasi Motor Internasional (FIM) dan MotoGP akan menelusurinya," jelas dia.
Casey Stoner, pembalap MotoGP asal Australia menuturkan bahwa terlepasnya helm Simoncelli adalah pertanda buruk. "Segera setelah saya melihat rekaman kecelakaan itu, saya langsung merasa mual. Saat helm terlepas, itu bukanlah suatu pertanda yang bagus," ucap dia.
Merujuk situs motogp.com, setiap pembalap rata-rata memiliki empat helm dalam setiap balapan. Satu khusus untuk kondisi hujan, yang bisa mencegah kabut atau gerimis, satu dipakai pembalap, dan dua sisanya dipakai sebagai cadangan kalau helm rusak.
Helm juga dibuat berwarna-warni dan nomor yang terang dari setiap untuk menunjukkan identitas pembalap. Tujuannya agar setiap orang mulai dari petugas balapan, tim, komentator hingga fans bisa melihat jagoan mereka dalam kondisi sirkuit yang gaduh dengan kecepatan dan banyaknya kendaraan.
Diluar warna dan nomor, desain Helm untuk MotoGP harus memenuhi syarat aerodinamika, kenyamanan, keamanan, visibilitas dan berat. Komposisinya terdiri dari empat bagian, cangkang luar, lapisan interior, visor (penutup muka), dan mekanisme pengikatan. Mekanisme pengikatan ini harus benar-benar aman, karena menjaga helm dalam posisi yang tepat dengan tetap nyaman.
Bahan-bahan yang digunakan untuk helm MotoGP biasanya ringan dan tahan goncangan. Semakin ringan dan semakin nyaman helm dipasang, maka semakin baik bagi pembalap.Helm-helm yang biasa digunakan dalam balap MotoGP antara lain AGV, Airoh, Arai, Nolan, Shark, Shoei, Suomy, Vemar dan X-Lite.
FIM-LIVE.COM|TELEGRAPH.CO.UK|MOTOGP.COM|DIANING SARI
Casey Stoner, pembalap MotoGP asal Australia menuturkan bahwa terlepasnya helm Simoncelli adalah pertanda buruk. "Segera setelah saya melihat rekaman kecelakaan itu, saya langsung merasa mual. Saat helm terlepas, itu bukanlah suatu pertanda yang bagus," ucap dia.
Merujuk situs motogp.com, setiap pembalap rata-rata memiliki empat helm dalam setiap balapan. Satu khusus untuk kondisi hujan, yang bisa mencegah kabut atau gerimis, satu dipakai pembalap, dan dua sisanya dipakai sebagai cadangan kalau helm rusak.
Helm juga dibuat berwarna-warni dan nomor yang terang dari setiap untuk menunjukkan identitas pembalap. Tujuannya agar setiap orang mulai dari petugas balapan, tim, komentator hingga fans bisa melihat jagoan mereka dalam kondisi sirkuit yang gaduh dengan kecepatan dan banyaknya kendaraan.
Diluar warna dan nomor, desain Helm untuk MotoGP harus memenuhi syarat aerodinamika, kenyamanan, keamanan, visibilitas dan berat. Komposisinya terdiri dari empat bagian, cangkang luar, lapisan interior, visor (penutup muka), dan mekanisme pengikatan. Mekanisme pengikatan ini harus benar-benar aman, karena menjaga helm dalam posisi yang tepat dengan tetap nyaman.
Bahan-bahan yang digunakan untuk helm MotoGP biasanya ringan dan tahan goncangan. Semakin ringan dan semakin nyaman helm dipasang, maka semakin baik bagi pembalap.Helm-helm yang biasa digunakan dalam balap MotoGP antara lain AGV, Airoh, Arai, Nolan, Shark, Shoei, Suomy, Vemar dan X-Lite.
FIM-LIVE.COM|TELEGRAPH.CO.UK|MOTOGP.COM|DIANING SARI
0 komentar:
Posting Komentar